Wednesday, 30 December 2015

Tren baru alay Indonesia, foto tukar baju sama pacar

Tren baru alay Indonesia, foto tukar baju sama pacar
Setelah heboh foto selfie, kini ada lagi tren terbaru di sosial media. Para ABG yang sering disebut alay tengah heboh memposting foto-foto mereka menukar baju dengan pasangan.

Di foto pertama, mereka mengenakan baju normal. Di foto kedua, mereka bertukar baju. Yang cowok pakai baju cewek, yang cewek pakai baju cowok.

Ini dia foto-fotonya. Apa komentarmu?

alay ganti baju 2015 facebook.com
alay ganti baju 2015 facebook.com
alay ganti baju 2015 facebook.com
 
sumber

Tabrak mobil pria, Maria Ozawa merayu biar tak dimarahi

Tabrak mobil pria, Maria Ozawa merayu biar tak dimarahi
Miyabi kecelakaan. ©2015 Youtube.com/Carlo Valenzona
Merdeka.com - Mantan bintang film dewasa Jepang Maria Ozawa mengalami kecelakaan mobil di Manila, Filipina. Saat itu, wanita yang akrab dipanggil Miyabi itu sedang berada dalam minibus bersama beberapa aktor dan artis Filipina.

Mobil minibus yang ditumpangi Miyabi itu menabrak sedan milik seorang pria. Miyabi pun langsung turun dan merayu pria itu. Demikian diberitakan oleh Manila Live Wire, Senin (29/12).

"I'm sorry... I'm so sorryyy.." kata Miyabi sambil memegang pipi pria tersebut.

Miyabi kecelakaan 2015 Youtube.com/Carlo Valenzona


Bukannya marah, sang pria malah tersenyum-senyum saat tahu siapa yang menabrak mobilnya. Dia tak percaya saat Miyabi dengan busana seksi meminta maaf di depannya. Pria itu tampak mengeluarkan ponselnya untuk memotret.

Beberapa pengendara jalan langsung berhenti dan ikut berfoto-foto saat tahu wanita yang mengalami kecelakaan itu adalah Miyabi.

Sumber

Tentara India ramai-ramai perkosa remaja di dalam kereta

Bejat, tentara India ramai-ramai perkosa remaja di dalam kereta
ilustrasi kereta di India. ©Independent
Merdeka.com - Sekelompok tentara India dilaporkan memperkosa seorang gadis remaja 14 tahun di dalam sebuah kereta setelah memaksanya minum alkohol.

Menurut harian the Times of India, gadis itu salah naik gerbong ketika akan menuju Punjab dengan kereta Howrah-Amritsar Express Ahad lalu.

Gadis asal Kolkata itu ingin menemui pacarnya di Punjab setelah berkenalan di Facebook, seperti dilansir koran the Daily Mail, Rabu(30/12).

Dia kabur dari rumah pada Minggu pagi untuk menemui pacarnya di Ludhiana, Punjab.

Dia tiba di stasiun Howrah dan naik kereta yang berangkat pukul 13.50. Karena melihat gerbong lain sudah penuh akhirnya dia memilih gerbong yang masih lowong dan ternyata itu adalah gerbong khusus tentara India.

Dalam beberapa jam kemudian di dalam kereta, seorang tentara menawarinya minuman beralkohol hingga dia mabuk. Dua tentara lain kemudian memperkosanya ketika dia ke toilet.

Dia kemudian diselamatkan oleh polisi kereta di stasiun Madhupur di Jharkhand sekitar pukul 20.00.

Keluarga gadis itu ternyata sudah melapor polisi dan otoritas kereta diberitahu.

Polisi kereta menemukan gadis itu dalam keadaan pingsan setelah kereta berhenti di stasiun Madhupur. Pekerja sosial mengatakan gadis itu dalam keadaan trauma dan harus segera mendapat perawatan psikologis.

Polisi kereta akhirnya menangkap seorang tentara bernama Manjrish Tripathi yang dilaporkan menawarkan gadis itu minuman alkohol.

"Dalam penyelidikan gadis itu mengatakan dia diperkosa sebanyak enam kali oleh dua tentara," ujar kepala stasiun Madhupur Ariun Tiwari kepada wartawan.

Hasil pemeriksaan medis menyatakan gadis itu memang telah diperkosa. Korban dikatakan telah mengidentifikasi dua pemerkosa dari rekaman kamera pengawas. Namun ketika akan ditangkap di stasiun Sultanpur sekitar Senin siang, dua pelaku itu tidak ditemukan.

Tentara yang sudah ditangkap sedang dimintai keterangan dan kemarin sudah diserahkan ke pengadilan di Howrah.


sumber

Dicap miring oleh publik, Nikita Mirzani sempat ngedrop dan takut

Dicap miring oleh publik, Nikita Mirzani sempat ngedrop dan takut
Nikita Mirzani KapanLagi.com/Agus Apriyanto
Merdeka.com - Sejak awal kemunculannya di dunia entertainment, Nikita Mirzani dikenal sebagai sosok yang kontroversial. Tak jarang Ia menciptakan sebuah sensasi menghebohkan yang akhirnya ramai jadi bahan pembicaraan publik.
Sepanjang 2015 ini saja, Niki sudah melewati banyak insiden-insiden sensasional. Salah satunya ketika ibu dua anak itu dipenjara karena kasus kekerasan yang Ia lakukan 2012 silam, hingga yang terbaru di mana dirinya dituding terlibat kasus prostitusi.
Insiden terakhir membuat Niki jadi sedikit terguncang. Pasalnya, namanya di mata publik jadi semakin buruk dan Ia juga mengalami banyak kerugian dari segi materi. Padahal menurutnya, Ia sama sekali tak terlibat dalam kasus prostitusi tersebut.
"Harus move on (dari kasus prostitusi). Kalau nggak, kasihan diri Niki, kasihan anak-anak Niki. Kalau nggak punya anak sih santai aja ya, tapi kan sekarang Niki sudah punya anak, punya keluarga, jadi harus mikirin perasaan mereka juga. Apalagi PSK online itu dampaknya cukup hebat. Ada kerugian materil, imateril. Sempat awal-awal (takut keluar rumah) karena orang yang nggak tau apa-apa, lihat dari TV aja kan jadi nge-judge doang. Sempet nge-drop waktu mau belanja bulanan, tapi balik lagi kenapa gue harus malu, ngedrop? Gue kan nggak gitu (seperti yang diberitakan)," ujar Niki ketika ditemui di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (30/12).

Tak cuma korban perasaan, Niki juga harus merelakan beberapa pekerjaannya lepas karena pemberitaan kasus prostitusi itu. Mantan istri Sajad Ukra itu cuma bisa menegaskan jika dirinya tak butuh jadi PSK untuk mendapat uang saku karena merasa sudah punya pekerjaan tetap.
"Dari semua kasus yang ada, ini bener-bener paling dahsyat. Karena kalau cuma (kasus) berantem atau apa nggak terlalu. Kalau sudah urusan gini, beberapa pekerjaan menjauh, ada beberapa kontrak yang sedikit ter-cancel. Niki jadi pelajaran aja. Tetapi sekarang sudah kelihatan yang salah mana yang benar mana. Siapa sih mau dibilang PSK? Niki kan punya kerjaan tetap, lumayan dapat penghasilannya. Kalau dibilang PSK, gue ini kerja loh," sambungnya.
Di dunia maya, Niki malah lebih gencar diserbu oleh yang namanya haters. Namun pemain film NENEK GAYUNG itu tak begitu ambil pusing. "
Kalau di sosial media jahil semua. Males juga ladeni orang-orang alay, biarin aja," pungkas Niki.
(kpl/aal/gtr)

sumber

Pohon Natal berhantu di sebuah gedung rumah sakit kosong


Pohon Natal hantu menyala di sebuah gedung rumah sakit kosong
Pohon Natal hantu di sebuah rumah sakit kosong di New Orleans Amerika Serikat. ©Daily Mail
Merdeka.com - Sedikitnya ada dua orang yang mengambil foto sebuah pohon Natal misterius yang menyala di sebuah rumah sakit kosong di New Orleans, Amerika Serikat.

Benda yang menyerupai pohon Natal yang menyala itu terlihat dari jendela gedung rumah sakit yang sudah dikosongkan sejak peristiwa Badai Katrina pada 2005.

Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Rabu (30/12), foto itu mendadak tersebar luas di Internet setelah tiga hari lalu Lisa Walley Staggs, perempuan yang bekerja di Rumah Sakit Tulane dekat gedung itu, memajangnya di Facebook. Foto itu hingga kini sudah disebar sebanyak lebih dari 20 ribu kali.

Sejumlah pengguna media sosial menduga pohon Natal itu adalah makhluk halus.

Pohon Natal hantu di sebuah rumah sakit kosong di New Orleans Amerika Serikat Daily Mail



"Apakah hantu sedang merayakan Natal di ruangan rumah sakit itu?" tanya seorang teman Staggs di Facebook.

Menurut pendapat polisi seperti dikatakan dalam siaran WWLTV, seseorang masuk ke rumah sakit itu dengan membawa karton dan menyalakan lampu lalu meletakkannya di dekat jendela.

"Menurut kami ini adalah pembobolan," ujar Leslie Capo dari Universitas Pusat Ilmu Kesehatan di Negara Bagian Louisiana.

Perawat di Rumah Sakit Tulane Mike Arbon yang juga mengambil foto itu dan memajangnya hari ini mengatakan, "Pohon Natal itu sungguh indah dan agak menakutkan. Bikin saya merinding ketika melihatnya dan tentu saja mengingatkan saya akan adik yang meninggal di rumah sakit itu."






sumber

Monday, 21 December 2015

Teknik Foto Light Painting Alias Melukis Dengan Cahaya

Pernah mencoba memotret dengan teknik light painting? kalau belum anda harus mencobanya. Memotret dengan teknik light painting adalah hal yang sangat mengasyikkan dan salah satu penggunaan kreatif shutter speed. Dalam fotografi light painting, kita membuka shutter dalam waktu yang cukup lama (long exposure), memotret dalam kegelapan dan mengarahkan sumber cahaya terarah (misal lampu senter) pada beberapa titik obyek foto dalam rentang sepanjang shutter terbuka.
Hyperjump
Teknik foto light painting atau light graffiti tidak membutuhkan banyak biaya, hal utama yang membedakan foto light painting bagus dan yang biasa-biasa saja adalah kreatifitas dan kemauan kita untuk mencoba. Dengan teknik ini, kita menggunakan sumber cahaya sebagai kuas layaknya lukisan.

Tujuan utama teknik foto “melukis dengan cahaya” adalah kita menerangi beberapa area atau titik pada obyek sehingga hanya hanya daerah yang diterangi tersebut yang terekam di foto. Penggunaan kreatif lain adalah untuk membentuk pola cahaya yang unik. Semua tergantung visi anda.

Apa Saja Yang Dibutuhkan?

Beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk mencoba teknik ligh painting:
  1. Sebuah kamera dengan kontrol manual, terutama yang dilengkpai dengan mode bulb. Ini diperlukan karena waktu exposure bisa diatas 30 detik. Sebagai contoh, foto mobil diatas dihasilkan dengan 113 detik
  2. Sebuah tripod
  3. Sumber cahaya: lampu senter, flash eksternal, lampu belajar, obor elektrik, lilin dll sesuai selera. Makin beragam sumber cahaya serta pilihan warnanya makin banyak opsi kreatif kita.
  4. Shutter release, atau jika tidak teman yang rela memencet tombol shutter
Fire

Foto Light Painting: Uji Coba Pertama

Foto light painting bisa dicapai dengan banyak cara, namun kalau anda baru pertama kali mencoba berikut beberapa langkah awal yang bisa diikuti:
  1. Cari tempat yang gelap. Anda bisa mencobanya dikamar dengan lampu dimatikan. Jika anda mencobanya di luar ruangan, usahakan tidak ada sumber cahaya lain yang masuk ke foto (memang tdak harus tapi untuk awal agar lebih mudah)
  2. Tentukan obyek foto yang akan anda sinari, lalu tentukan bagaimana anda akan menyinarinya
  3. Alternatif lain adalah memotret pola sumber cahaya: anda bisa menggunakan lampu senter untuk menulis kata atau meniru bentuk tertentu
  4. Set kamera di posisi bulb mode, artikel ini membahas mode bulb secara tuntas
  5. Gunakan aperture yang moderat. Antara f/4 sampai F/8 adalah pilihan awal yang bagus
  6. Gunakan kabel release shutter lalu kunci di posisi lock, kalau anda tidak memiliki kabel release cari teman yang mau memencetkan tombol shutter sesuai waktu exposure yang dibutuhkan
  7. Sekarang mulailah gunakan sumber cahaya untuk menerangi beberapa titik/area obyek foto atau mulailah membuat bentuk sesuai keinginan anda tadi
  8. Usahakan anda tidak berdiri antara sumber cahaya dan lensa, kalau cahaya dari lampu ke lensa terhalang oleh badan anda maka hasil foto akan tampak ada siluetnya
  9. Usahakan lama penyinaran antara satu titik ke titik lain sama waktunya agar hasil foto tampak lebih halus
  10. Setelah selesai ‘melukis”, lepaskan tombol shutter (atau kabel release)
  11. Lihat hasil akhir foto, kalau anda belum puas dengan foto akhir, ulangi lagi. Kadang diperlukan beberapa kali usaha untuk menentukan waktu exposure yang bagus sesuai dengan kekuatan sumber cahaya anda
The Hollow Line - Light Graffiti
F/4, 240 detik, bulb. perhatikan bahwa kedua model diatas harus berpindah dari satu titik ke titik lain

Eksperimen Adalah Kunci

Agak susah untuk mengetahui waktu exposure yang pas di mode bulb hanya dengan sekali percobaan, maka jika foto pertama terlihat jelek ulangi lagi dan sesuaikan waktu. Anda bisa menggunakan timer untuk menentukan waktu bulb yang paling pas. Jangan lupa juga cobalah sumber cahaya yang bervariasi. Cobalah beberapa warna sumber cahaya: merah, biru, kuning dll. Cobalah variasikan obyek foto. Kreatifitas itu menyenangkan bukan? Lihat juga galeri 20 foto light painting spektakuler.
Nah selamat mencoba!

Saturday, 19 December 2015

Tips-Tips Fotografi Potrait

DSLR-INFO - Tips Pose Untuk Fotografi Portrait. Banyak sekali teknik pengambilan gambar dalam dunia fotografi salah satunya adalah fotografi portrait(wajah). Tanpa kita tahu teknik dan cara pengambilan gambar yang benar dalam teknik fotografi portrait ini tentu kita akan sulit menghasilkam gambar yang benar-benar menarik. Beberapa dari kita pasti akan bereksperimen sendiri dengan cara mencoba berbagai sudut pengambilan gambar yang berbeda, pengaturan posisi tubuh serta pencahayaan untuk mendapatkan gambar yang menarik.

Dalam kesempatan kali ini saya akan membagikan beberapa tips pose untuk fotografi portrait yang saya dapat dari teman-teman saya dan juga berbagai sumber yang lainnya. Memahami trik pose dalam fotografi portrait akan membuat kita lebih mudah dalam mendapatkan gambar yang benar-benar sesuai dengan yang kita inginkan.

1. Fokuskan Pada Bagian Mata
Tips Pose Untuk Fotografi Portrait
Portrait Fotografi

Dalam dunia fotografi portrait mata adalah fokus utama, sehingga usahakan mata dari model yang kita akan ambil gambarnya benar-benar dalam kondisi yang baik. Dan juga alis adalah bagian yang tidak terpisahkan dari mata yang juga tidak kalah pentingnya, jadi buat keduanya terlihat santai dan berekspresi.

Sebelum melakukan pengambilan gambar, mintalah model untuk menutup mata beberapa detik agar ketika saat pengambilan gambar model tidak mengedipkan matanya. Hindari mata yang terbuka terlalu lebar karena itu akan menunjukkan expresi marah atau ketakutan. Hindari pula mata yang terlalu sipit karena itu akan mengexpresikan kesedihan. Tetapi semua itu tergantung anda mau membuat tema yang seperti apa.

2. Hindari Penggunaan On-Camera Flash

On Camera Flash adalah flash bawaan dari kamera kita. Karena cahaya yang dihasilkan  dari flash ini arahnya tegak lurus dengan wajah maka pencahayaan akan bersifat keras dan datar, yang berarti malah membuat model yang kita ambil gambarnya kelihatan keras dan tidak menarik.

3. OverExpose Foto Dengan Sengaja


Cobalah dengan sengaja menaikan eksposure kamera untuk memotret wajah, hal ini akan membuat wajah yang kita ambil gambarnya terlihat kebih putih, bersih dan terkesan modern. Teknik overexpose ini dalam dunia fotografi sering disebut high key. Teknik ini sering digunakan dalam pemotretan wajah di majalah-majalah.

4. Buat Komposisi Lalu Fokus Dan Bukan Sebaliknya

Aturlah komposisi foto pada kamera anda, kalau anda sudah mantap dan yakin maka barulah anda memfokuskan pada bagian mata model dan baru anda ambil gambar tersebut.

5. Candid

Candid adalah salah satu cara terbaik mendapatkan foto alami dari seseorang. Cara ini sering saya lakukan memngingat teman-teman saya sangat susah sekali dalam berpose, hehe. Saat mereka sedang beraktifitas dan ketika mereka sedang tidak sadar dengan keberadaan lensa kamera kita disaat itulah momen yang tepat bagi kita untuk mengambil gambar.

Namun jika objek yang sedang kita incar jaraknya begitu jauh dari kita maka kita harus menggunakan lensa tele.

6. Hindari Memotret Wajah Lurus Dari Arah Depan

Memotret wajah seseorang dalam keadaan lurus dari depan hanya akan membuat wajah terlihat nampak lebih gemuk. Mintalah sang model untuk menoleh ke kiri mauoun ke kanan. Miringkan wajah atau sedikit lebih menunduk, ini akan menjadi variasi yang tidak membosankan dan akan membuat gambar yang kita hasilkan lebih menarik. Memotret wajah dari sebelah kanan/kiri dengan hanya menampilkan 1 daun telinga akan membuat bayangan disekitar pipi dan hidung menjadi sangat ideal, dan tentunya gambar yang akan kita hasilkan akan menjadi lebih menarik lagi.

7. Hindari Memotret Bahu Lurus Dari Arah Depan


Mungkin bagi beberapa orang bahu tidaklah menjadi fokus yang oenting, namun sebenarnya seringkali bahu'lah yang justru mengamnbil porsi yang agak luas di gambar. Memiringkan sedikit badan dan melakukan beberapa sudut pengambilan gambar akan memudahkan kita dalam mendapatkan gambar portrait yang menawan.

Pose sederhana ini akan berpengaruh besar pada expresi sanng model dalam gambar nantinya. Hindarilah pose bahu yang datar dengan memotretnya langsung dari arah depan.

8. Hindari Memotret Badan Lurus Dari Depan


Mintalah model yang akan kita ambil gambarnya untuk memutar sedikit badannya jangan sampai kita mengambil gambar badan secara langsung dari depan. Hindari posisi model dalam keadaan membungkuk, atau anda bisa membuat model bersandar di pohon atau yang lainnya agar kita mendapatkan gambar dengan posisi tubuh yang baik.

Pose yang baik akan membuat model terlihat lebih tinggi dan langsing. Pose dengan arah garis diagonal juga baik agar lengan dan kaki sang model tidak terlalu terlihat tampak vertikal.

9. Posisi Tangan Dan Kaki

Perhatikan posisi tangan kaki dari model yang akan kita amnbil gambarnya. Jangan sampai kaki dan tangan model dalam keadaan tegak lurus sejajar. Mintalah sang model untuk mengkreasikan posisi kaki dan tanganya. Perhatikan juga jari tangan model jangan sampai dalam keadaan yang lurus-lurus saja, mintalah sang model untuk merilekkan jari tanganya atau anda bisa meminta sang model untuk memegang sesuatu agar terlihat lebih natural.

10. Untuk Foto Portrait Jalanan

Saat anda ingin mengambil gambar di jalanan usahakan anda jangan menggunakan kamera kelas kakap  karena hal ini akan membuat orang-orang di sekitar anda nervous dan tentunya akan mempengaruhi kualitas gambar yang akan kita hasilkan nantinya. Gunakan lensa kecil atau kamera kecil saja agar orang-orang di sekitar kita tidak menyadari bahwa lensa kita sedang mengamati mereka.

11. Manfaatkan Reflektor Cahaya Alami

Jika anda tidak mempunyai reflektor maka anda jangan berputus asa karena tuhan telah menciptakan bagi kita reflektor-reflektor alami dari alam ini. Misalnya jika kita sedang mengambil gambar di pantai dengan pasir putihnya, kita bisa memanfaatkan pasir putih tersebut sebagai reflektor alami untuk pencahayaan kita. Saat memotret di danau, air adalah reflektor alami untuk membantu pencahayaan bagi kita. Atau misal kita sedang berada di kota kita dapat memanfaatkan tembok dan mobil yang berwarna silver untuk pencahayaan alami kita.

12. Memotret Anak-Anak Yang Sedang Bermain

Saat kita sedang memotret anak-anak yang sedang bermain, misalnya sedang main bola, lari-lari, lompat tali atau yang lainnya kita sangat membutuhkan yang namanya kecepatan. Kita bisa menggunakan shutter priority, set shutter yang cepat lalu ubahlah mode ke continous mode.

13. Memotret Kelompok

Dalam memotret sekelompok orang, arahkan fokus kamera anda di orang yang paling dekat dengan kamera kita. Jika kita kita mengarahkan ke tempat lain yang jauh dari kamera kita sedangkan ada orang lain yang dekat dengan kamera kita maka orang yang dekat dengan kamera kita tadi menjadi nampak tidak fokus dan ini akan membuat gambar yang kita hasilkan tidak begitu menarik apalagi jika kita mennggunakan aperture besar.

jenis dan fungsi lensa kamera DSLR

INFO-DSLR - Jenis-Jenis Lensa Kamera DSLR Dan Fungsinya. Hal yang wajib betul harus dipahami oleh para pecinta fotografi khususnya para fotografi yang ingin menjadi profesional di dunia fotografi ini. Kenapa wajib ? Karena setiap lensa kamera itu berbeda-beda fungsinya. Dan tentunya setiap lensa tersebut akan menghasilkan gambar yang berbeda. Bukan itu saja, memahami setiap fungsi dari macam-macam jenis kamera dslr ini akan membuat kita lebih tau bagaimana menghasilkan objek yang benar-benar sesuai dengan yang kita harapkan. Meskipun tidak ada rumus pasti mengenai seni, khususnya seni fotografi ini tetapi setiap gambar yang kita hasilkan dengan berbagai macam jenis lensa akan membuat gambar kita terlihat lebih baik jika kita menggunakan lensa kamera yang tepat.
Jenis-jenis lensa kamera dslr

 

Tetapi kita tidak harus memiliki semua jenis lensa kamera ini, kecuali kita benar-benar membutuhkan semuanya. Apalagi jika budget kita tipis, kita tidak perlu memaksakan untuk beli lensa ini beli lensa itu. Kita hanya perlu memilih salah satu dari sekian jenis lensa yang benar-benar kita butuhkan dan kita inginkan.

Saya dan teman-teman saya mengakali hal ini dengan cara membuat tim fotografi dan setiap orang memiliki lensa yang berbeda-beda, jadi kita bisa saling bertukar lensa dengan teman-teman lainnya ( Kamera harus 1 merk ).

Nah dibawah ini akan saya jelaskan beberapa jenis lensa DLSR/SLR beserta fungsinya :

1. LENSA KIT / LENSA NORMAL
Lensa ini memiliki ukuran 50-55mm. Lensa ini menghasilkan gambar dengan karakter normal/natural, seperti apa yang dilihat oleh mata kita.
Lensa KIT / Lensa NORMAL
Lensa KIT / Lensa NORMAL
Lensa ini berfungsi memetakan citra yang yang terlihat seperti perspektif pandang normal mata manusia. Hal ini didapat karena panjang fokus lensa sebanding dengan jarak diagonal bidang fokal dengan sudut pandang diagonal sekitar 53 derajat.

2. LENSA FIXED / LENSA TETAP
Apa itu lensa Fixed? Lensa Fixed juga sering disebut Lensa Prime karena dalam istilah lensa Prime adalah lawan kata dari Zoom. Lensa Fixed/Prime adalah lensa yang memiliki satu focal length  tunggal/panjang fokus tunggal. Lensa ini memiliki nilai lebih pada ketajaman gambar yang dihasilkannya.
Contoh lensa Fixed/Prime adalah lensa Nikon 35mm f/1.4G, Canon 50mm f/1.8, dll.
Lensa Fixed/Prime
Lensa Fixed/Prime
Dari segi harga lensa Fixed/Prime lebih terjangkau karena lensa jenis satu ini memiliki konstruksi dan mekanisme yang lebih simple dibandingkan lensa lainnya.
Salah satu keunikan yang paling diminati dari lensa ini adalah kualitas bokeh yang dihasilkan sangat bagus.

3. LENSA FISH EYE / LENSA MATA IKAN
Kenapa dinamakan lensa mata ikan? Mungkin karena gambar yang dihasilkan oleh lensa ini berbentuk seperti pandangan mata ikan. Lensa ini merupakan lensa jenis Wide Angle dengan diameter 14 mm, 15 mm, dan 16 mm. Lensa Fish Eye ini memberikan kepada kita pandangan sebesar 180 derajat.
Lensa Fisheye
Lensa Fisheye
Gambar yang dihasilkan dari lensa ini akan berbentuk sedikit melengkung, menjadi lebih oval dan nampak seperti gepeng.

Lensa Fish Eye adalah lensa sudut lebar dengan sudut pandang hemisoeris yang sangat lebar. Sebenarnya lensa ini pertama kali di design untuk kepentingan meteorologi untuk mempelajari barisan awan dan pertama kali di namakan "whole-sky lenses", lensa ini kemudian menjadi semakin populer pada para pecinta fotografi karena distorsi citranya yang khas.

4. LENSA AMBIGUITAS / PRIME LENS

Lensa ini pada awalnya mempunyai arti lensa utama pada sebuah kombinasi sistem lensa. Ketika sebuah lensa digunakan misalnya dengan telekonverter, maka lensa tersebut sering disebut dengan prime lens yang berarti lensa yang utama, sedangkan teleconverter sebagai komponen tambahan saja.
 
Lensa Prime
Lensa Prime
Kebanyakan para pabrikan lensa masih memasarkan produk lensa variabel mereka dengan istilah variable prime sehingga seakan menimbulkan kesan prduk tersebut berupa lensa parfokal.

5. LENSA PARFOKAL
Lensa Parfocal
Lensa Parfocal
Lensa Parfokal adalah lensa yang mempunyai fungsi mempertahankan ketajaman bidang fokusnya walaupun terjadi perubahan pada panjang fokus lensa.

6. LENSA ZOOM
Lensa Zoom adalah lensa yang terdiri dari gabungan lensa standar, lensa wide angle dan lensa tele. Lensa ini cukup fleksibel dan memiliki range/jangkauan lensa yang cukup lebar. Lensa zoom terbilang sering digunakan karena pemakai tinggal memutar ukuran lensa sesuai yang dibutuhkannya.
Lensa Zoom
Lensa Zoom
Dengan kata lain lensa Zoom meruapakan lensa yang tidak dapat mempertahankan bidang fokus pada saat terjadi perubahan panjang fokus karena posisi bidang fokal juga ikut tergeser, sehingga diperlukan pemfokusan ulang setiap terjadi perubahan pada panjang fokus.

Pada lensa ini panjang fokus dari lensa variabel tidak tunggal, tetapi dapat diubah-ubah pada rentang tertentu dari nilai minimum ke nilai maksimumnya.

7. LENSA TELE

Lensa Tele adalah merupakan kebalikan dari lensa Wide Angle. Lensa ini berfungsi mendekatkan subjek, namun akan mempersepit sudut pandang. Lensa dengan ukuran 70 mm ke atas bisa dikategorikan kedalam lensa jenis ini. 
Lensa Tele
Lensa Tele
Hasil gambar dari penggunaan lensa ini akan membuat pengaburan pada pandangan sekitarnya karena sudut pandangnya yang sempit. Lensa ini lebih sering digunakan oleh para fotografer untuk mengambil gambar jarak jauhn, seperti foto landscape ataupun candid.

8. LENSA WIDE ANGLE

Nah ini dia jenis lensa yang paling saya sukai. Lensa Wide ANgle berguna untuk menangkap subjek yang luas dalam ruang yang sempit. Ciri khas dari lensa ini adalah membuat subjek lebih kecil dari ukuran sebenarnya, Dengan lensa jenis ini, kita dapat memotret lebih banyak orang yang berjejer jika dibandingkan dengan lensa kit (standar). Semakin pendek jarak fokusnya maka semakin lebar pandangannya. Lensa ini memiliki panjang fokus lebih pendek daripada lensa normal, sesuai dengan ukuran bingkai citra pada bidang film pada kamera film, maupun dimensi sensor foto pada bidang fokal pada kamera digital.
Lensa Wide Angle
Lensa Wide Angle
Ukuran dari lensa Wide Angle sendiri sangat beragam mulai dari ukuran 17 mm, 24 mm, 28 mm bahkan 35 mm.

9. LENSA MAKRO

Lensa Makro adalah lensa yang dirancang khusus untuk memotret dari jarak dekat. Dengan lensa ini kita dapat mengambil subjek yang berukuran sangat kecil misalnya semut, kita akan dapat menghasilkan gambar semut yang begitu bagus dengan detail gambar yang begitu menawan.
Lensa Makro
Lensa Makro



Nah itulah beberapa jenis lensa dari kamera dslr/slr yang dapat saya sampaikan. Jika ada informasi yang salah silahkan komentar dibawah, karena saya juga masih belajar dalam dunia fotografi yang terus berkembang ini.

Friday, 18 December 2015

Sejarah Dan Pengertian Flash Dalam Fotografi


Flash atau disebut juga dengan istilah Blitz, merupakan salah satu peralatan dalam fotografi yang berfungsi memberikan bantuan pencahayaan secara elektrik dikala keadaan disekitar kita sangat minim sekali dengan cahaya. Dalam menciptakan karya fotografi adakalanya kita tidak mempergunakan cahaya bantuan berupa cahaya elektrik yaitu flash, tetapi menggunakan cahaya alam dengan mempermainkan pencahayaan yang tepat antara ASA, kecepatan dan diafragma. Tetapi apabila kondisi dalam keadaan yang minim cahaya misalnya pemotretan di dalam ruangan atau didalam rumah maupun di dalam gedung, maka secara otomatis flash sebagai cahaya bantuan tentu kita perlukan terlebih lagi apabila melakukan pemotretan di malam hari berada di luar gedung atau outdor, maka keberadaan flash tidak dapat ditolak lagi.

Pada model kamera Digital Single Lens Reflex atau DSLR yang beredar di tengah masyarakat sudah dilengkapi dengan cahaya bantuan flash.Dalam penggunaannyapun sudah diatur melalui beberapa pemprograman yang telah diseting oleh system kamera itu sendiri. Namun demikian jika kita mempergunakan sistem manual dalam menentukan pencahayaan juga bisa dilakukan dengan cara penghitungan naluri sendiri. Dalam mempergunakan flash yang berasal dari kamera hendaknya diperhatikan besarnya kapasitas kekuatan cahaya flash. Cahaya flash dalam bawaan kamera mempunyai jangkauan antara 1,5 meter hingga maksimal jangkauannya 5 meter. Apabila melakukan pemotretan yang jaraknya lebih dari 5 meter misalnya ketika melakukan pemotretan di sebuah konser musik diatas panggung dimana posisi pemotret berada di jarak 10 meter, maka flash yang ada dikamera tersebut tidak ada artinya atau tidak ada gunanya. Kenyataan itu cahaya flash yang keluar disaat tombol shutter ditekan tidak menjangkau obyek sasaran sehingga hasilnya terlihat under atau kurang cahaya alias gambarnya redup. Sebaliknya jika melakukan pemotretan terlalu dekat dengan obyek maka hasilnya akan menyebabkan over hingga gambarnya terlihat putih keterangan. Dari kenyataan itu, maka dalam mempergunakan flash bawaan kamera agar memperhitungkan secara cermat jarak antara obyek dengan kamera.

SERBUK MAGNESIUM

Jika pada zaman sekarang ini sudah banyak yang mengatasi masalah dalam minimnya cahaya dengan menggunakan lampu flash. Sebelum adanya flash masalah minimnya cahaya di atasi dengan serbuk magnesium. Dengan serbuk magnwsium para fotografer zaman dahulu menyiasati serbuk magnesium tersebut untuk dapat menghasilkan kilatan cahaya yang terang dengan maksud mempersingkat keadaan serta waktu, karena pada saat itu ketika ingin memotret membutuhkan banyak waktu dalam satu kali pengambilan gambar. Serbuk magnesium memang sangat bermanfaat di zaman dahulu. Tetapi sangat disayangkan serbuk ini akan mengeluarkan asap ketika di pakai dan tentu hal itu akan menganggu si fotografer dalam pemakaiannya.

FLASHBULBSeorang berkewarganegaraan Prancis, Chaffour, menemukan cara yang lebih efektif dalam membuat cahaya. Di tahun 1893, ia membuat bohlam berisi pita magnesium dan gas oksigen. Dua bahan tersebut dinamakan flashbulb, di mana ketika itu dapat digunakan untuk pemotretan bawah air.Vierkotter, berkebangsaan Austria menyempurnakan penemuan Chaffour pada tahun 1925.Hingga di tahun 1929, Ostermeier mengisi flashbulb dengan lembaran alumunium kemudian memasarkannya di Jerman. Barulah, di tahun 1939, Harold Edgerton, memperkenalkan kepada khalayak unit lampu kilat elektronik, di mana prinsip kerjanya sama dengan lampu kilat zaman sekarang.

Perlu kamu ketahui bahwa penggunaan flashbulb berbeda dengan lampu kilat zaman sekarang.Ketika itu, flashbulb memakai lembaran atau kawat magnesium dan alumunium untuk menghasilkan kilatan cahaya.Sedangkan lampu kilat zaman sekarang menggunakan tabung atau flashtube yang berisi krypton dan xenon.

MEMAKSIMALKAN FUNGSI FLASH PADA KAMERA

Berbagai cara memaksimalkan fungsi lampu kilat (flash). Lampu kilat pada kamera berfungsi untuk menjadi sumber cahaya sesaat yang bisa membuat obyek yang difoto menjadi terang.Pada kamera modern lampu kilat sudah diberikan berbagai mode lanjutan yang berguna untuk memberikan hasil yang berbeda dan lebih baik. Bagaimana cara memaksimalkan penggunaan lampu kilat pada kamera sehingga dapat memberi hasil yang memuaskan?

Sebelum membahas ke arah sana, kita kenali dulu macam-macam lampu kilat yang ada, yaitu flash yang built-in (menjadi satu dengan kamera) dan flash terpisah (eksternal). Eksternal flash ditenagai dengan baterai tersendiri dan punya mode yang lebih lengkap. Keduanya punya temperatur warna yang sama yaitu di kisaran 5600 Kelvin, namun berbeda dalam intensitas (Guide Number/GN) alias kekuatan flash. Kekuatan flash akan semakin melemah bila jarak dari flash terhadap obyek semakin jauh.

Kekuatan cahaya dari flash diatur dengan dua cara yaitu auto dan manual. Kebanyakan flash adalah auto atau di DSLR disebut dengan TTL. Bila flash diatur secara manual maka ada pilihan untuk mengatur kekuatan flash dari yang terbesar hingga terkecil. Pada kamera yang bekerja otomatis, shutter speed kamera saat memakai flash umumnya adalah 1/60 detik. Apabila hasil foto dengan flash ternyata kurang memuaskan (under atau over), cek apakah di kamera anda ada fasilitas untuk mengkompensasi keluaran flash ke nilai positif dan negatif. Bila ada, maka kita bisa melakukan kompensasi supaya keluaran flash bisa lebih terang atau lebih dikurangi terangnya.

Kondisi yang memerlukan flash di siang hari

Fungsi flash di siang hari lebih banyak dipakai untuk menyeimbangkan kontras, dinamakan sebagai fill-in flash (mengisi daerah yang gelap). Gunakan flash di siang hari bila obyek yang difoto lebih gelap dari latarnya, atau obyek berada di bawah bayang-bayang pohon. Sinar dari flash akan menerangi area yang gelap sehingga bisa didapat gambar yang terang pada obyek dan latarnya.

Fill-flash di siang hari juga bisa untuk membuat langit jadi tampak biru. Seperti yang sudah biasa kita alami, memotret obyek dengan latar langit biru di siang hari cukup sulit. Metering kamera akan berusaha mendapat eksposur yang tepat pada obyek sehingga bila latarnya adalah langit akan menjadi over eksposur. Langkah termudah bagi pemula (dengan kamera saku misalnya) adalah menurunkan Ev ke arah minus hingga langit menjadi biru, meski obyek akan jadi gelap. Tapi jangan kuatir, karena dengan fill-in flash maka obyek yang gelap akan diterangi oleh lampu. Oleh karenanya, pastikan jarak si obyek dalam jangkauan lampu kilat.

Untuk kamera yang dilengkapi manual mode, lakukan tahap-tahap sebagai berikut :

§  set mode dial ke arah manual

§  set shutter di nilai 1/panjang fokal (misal pakai 50mm maka buat speed di 1/50 detik)

§  atur bukaan diafragma hingga light meter menunjukkan nilai under (bisa 1 Ev)

§  atur fokus supaya mengunci di obyek, lakukan rekomposisi bila perlu

§  ambil foto dengan fill-in flash

Bila kamera anda ada tombol AE-lock/AF-lock, cukup manfaatkan tombol ini saja :

§  set tombol AE-L untuk  mode exposure-lock saja (baca lagi buku manual), sedang focus-lock dilakukan dari tombol rana

§  mode dial pada kamera bebas, bisa P (program), A (Aperture) atau S (Shutter)

§  terlebih dahulu lakukan metering ke langit, lalu kunci eksposur dengan tombol AE-L

§  arahkan kamera ke obyek lalu kunci fokus ke obyek, lakukan rekomposisi bila perlu

§  ambil foto dengan fill-in flash

Gunakan mode slow sync supaya latar tidak gelap

Pada kondisi gelap di malam hari, lampu kilat menjadi harapan untuk kita bisa tetap memotret. Namun karena kekuatannya yang terbatas, memotret di malam hari hanya akan memberikan penerangan di obyek yang dekat, sedang latar belakangnya akan gelap. Hal yang mengecewakan adalah saat kita ingin difoto di malam hari dengan latar lampu yang beraneka warna namun ternyata tidak tampak jelas karena gelap.Hal ini karena default setting untuk lampu kilat adalah memakai shutter 1/60 detik.Untuk mendapat foto yang lebih natural, kita perlu menurunkan speed lebih rendah dari nilai default sehingga kamera punya waktu cukup banyak untuk menangkap cahaya sekitar (bila ada) meskipun memakai lampu kilat.

Pada kebanyakan kamera digital modern kini sudah dilengkapi dengan mode slow-sync flash, yang artinya lampu kilat yang digabungkan dengan speed rendah. Yang perlu diperhatikan saat memakai mode ini diantaranya :

§  slow sync artinya memakai shutter speed rendah (antara 1/4 detik hingga 1/30 detik), hindari getaran tangan saat memotret dengan mengaktifkan stabilizer atau gunakan tripod

§  saat memakai mode ini, mintalah si obyek untuk diam sampai flash menyala

§  carilah latar belakang yang memiliki sumber cahaya natural seperti lampu hias atau gedung yang berpendar

Gunakan rear sync (2nd curtain) untuk menangkap jejak dari gerakan

Hampir mirip seperti trik di atas, ada juga kamera yang menyediakan fitur flash advanced yaitu front sync dan rear sync. Sederhananya, perbedaan keduanya adalah pada kapan waktu si lampu itu menyala :

§  Front Sync (1st curtain) adalah default lampu kilat, dia menyala sesaat setelah tombol ditekan dan shutter terbuka

§  Rear Sync (2nd curtain) adalah kondisi sebaliknya, dia menyala sesaat menjelang shutter ditutup.

Perhatikan kedua perbedaan di atas, bila shutter speed yang digunakan tinggi, maka tidak ada perbedaan antara keduanya. Namun saat kita memakai speed rendah (misal 1/2 detik), maka kapan lampu menyala akan memberi perbedaan hasil, apalagi bila ada pergerakan obyek disana. Apalagi mode lanjutan ini disedikan khusus buat memberi kesan bergerak pada sebuah obyek, dengan memanfaatkan speed rendah dan lampu kilat.

Sedangkan Rear Sync akan menembakkan flash saat shutter akan ditutup, sehingga kamera sudah terlebih dahulu merekam jejak gerakan, barulah diakhiri dengan menembakkan lampu kilat. Hasilnya, foto unik dengan kesan gerakan yang terekam apik seperti contoh diatas.

Bouncing untuk hasil foto yang lebih alami

Teknik bouncing memerlukan lampu kilat eksternal yang ditembakkan ke atas, tentunya apabila terdapat langit-langit yang berwarna putih dan ketinggiannya cukup dekat dengan kita. Dengan memantulkan sinar flash ke langit-langit, maka jatuhnya cahaya yang menerangi obyek datang dari atas bukan dari depan. Keuntungannya, cahaya yang mengenai obyek tidak terlalu keras dan lebih merata.

Pisahkan flash dari body

Inilah yang disebut dengan strobist, yaitu berkreasi dengan flash yang dipisah dari bodi. Tujuannya untuk memberikan foto dengan arah datang cahaya yang berbeda dari biasanya. Untuk itu diperlukan kamera dan flash yang mendukung wireless mode. Namun bagi yang kamera atau flashnya tidak mendukung fitur tersebut jangan kecil hati karena kini banyak dijual wireless trigger dan receiver dalam paket yang terjangkau.

Dasar-Dasar dan Cara menggunakan Blitz atau flash


Blitz atau flash diterjemahkan secara bebas menjadi lampu kilat. Ini merupakan satu asesori yang sangat luas dipakai dalam dunia fotografi. Fungsi utamanya adalah untuk meng-illuminate (mencahayai/menerangi) obyek yang kekurangan cahaya agar terekspos dengan baik. Tetapi belakangan penggunaannya mulai meluas untuk menghasilkan foto-foto artistik. Bagaimanapun juga, flash photography adalah satu hal yang perlu dipelajari. Sebagian besar dari pembaca tentunya sudah sering menggunakan flash dengan baik dan mendapatkan hasil yang baik juga, tetapi tulisan ini akan membahas dasar-dasar pengetahuan yang diperlukan untuk menggunakan flash dengan benar. Benar dalam artian secara teori dapat diterima dan benar dalam artian menggunakan suatu dasar yang dapat dijelaskan secara ilmiah.

Menggunakan lampu kilat bukan hanya sekedar menyalakan lampu kilat tersebut, mengarahkan kamera kemudian klik dan jadilah satu foto yang terang serta indah, tetapi ada hal-hal yang perlu kita ketahui demi mendapat karya foto yang baik dan benar tersebut. Baik kita memandang kamera digital sebagai seni atau teknologi, flash tetap adalah satu sarana mempermudah, mengoptimalkan, dan meningkatkan kreativitas.
 

Meter, Aperture, dan Shutter Speed

Fotografi secara ringkas sering didefinisikan sebagai ilmu melukis dengan menggunakan cahaya. Pada fotografi konvensional menggunakan film, kita ‘melukis’ dengan cahaya pada lapisan film. Istilahnya adalah membakar secara permanen film tersebut dengan menggunakan cahaya dengan intensitas tertentu. Intensitas cahaya yang masuk mengenai film atau CCD/CMOS pada kamera digital ini harus tepat. Pencahayaan berlebih akan menyebabkan hasil foto washed-out (lazim disebut over-exposure/OE) dan pencahayaan kurang akan menyebabkan hasil foto gelap (lazim disebut under-exposure/UE). Lalu bagaimana mendapatkan cahaya yang tepat?

Kita mengenal apa yang disebut lightmeter dalam dunia fotografi. Lightmeter ada yang built-in di dalam bodi kamera dan ada pula yang handheld. Yang biasa kita gunakan adalah lightmeter built-in tersebut. Kita menggunakan lightmeter untuk mengukur cahaya reflektif yang masuk ke dalam lensa kita (kalau TTL) dan prosesor kamera akan menentukan apakah sudah sesuai dengan jenis film yang terpasang dalam kamera kita. Pada modus auto atau programmed auto, secara otomatis kamera akan mencarikan kombinasi yang tepat antara f/stop dan shutter speed (penjelasan menyusul). Pada modus aperture priority (A/Av) kamera akan menggunakan f/stop yang kita pilih dan menentukan shutter speed yang cocok. Sebaliknya, pada modus shutter speed priority (S/Tv) kamera akan menggunakan shutter speed yang kita pilih dan menentukan aperture yang tepat. Pada modus manual (M) kita akan harus menentukan kombinasi yang tepat dipandu oleh meter kamera tersebut.

Aperture atau bukaan rana merupakan lebarnya lubang yang dibuka oleh kamera untuk mengizinkan cahaya masuk. Biasanya disimbolkan dengan angka f/stop. Angka ini sebenarnya merupakan hasil kelipatan dari sqrt(2). Yang lazim digunakan biasanya dimulai dari 1.4, 2, 2.8, 4, 5.6, 8, 11, 16, 22, dst. Yang perlu diingat, semakin besar angkanya semakin kecil bukaannya. Karena itu biasa ditulis sebagai penyebut pecahan seperti f/1.4, f/2, f/2.8, f/4, f/5.6, f/8, f/11, f/16, f/22, dst. Aperture ini juga berkaitan dengan DoF (Depth of Field) atau ruang tajam yang bisa kita definisikan sebagai ruangan di depan dan belakang obyek yang masih masuk dalam jangkauan focus. DoF ini sendiri dipengaruhi oleh 3 hal yaitu:
 f/stop dimana f/ yang lebih besar akan memberikan DoF yang lebih lebar (semakin banyak daerah focus).
 Jarak obyek dimana obyek yang focus lebih jauh akan menyebabkan DoF juga semakin lebar.
 Penggunaan lensa dimana lensa tele akan memberikan DoF lebih sempit daripada lensa sudut lebar (wide angle).

Shutter speed atau kecepatan rana adalah lamanya tirai rana dibuka untuk mengizinkan cahaya masuk. Angka ini disimbolkan dengan satuan detik dan kenaikan/penurunan dalam bentuk kelipatan ½. Contoh: 30s, 15s, 8s, 4s, 2s, 1s, 1/2s, 1/4s, 1/8s, 1/15s, 1/30s, 1/60s, 1/125s, 1/250s, 1/500s, 1/1000s, 1/2000s, 1/4000s, dst. Semakin lambat maka cahaya yang masuk semakin banyak.

Yang diukur oleh meter kamera itulah intensitas cahaya yang masuk itu. Jika meter menunjukkan kekurangan cahaya maka kita bisa memperkecil f/stop atau memperlambat shutter speed. Sebaliknya jika meter menunjukkan kelebihan cahaya maka kita bisa memperbesar f/stop atau mempercepat shutter speed. Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa semakin lambat shutter speed maka semakin besar peluang obyek kabur karena gerakan tangan, getaran kamera, atau gerakan obyek itu sendiri.



Blitz dan GN

Untuk membagi/mengklasifikasikan blitz, ada beberapa klasifikasi yang dapat digunakan. Yang pertama, berdasarkan ketersediaan dalam kamera maka blitz dibagi menjadi built-in flash dan eksternal. Flash built-in berasal dari kameranya sendiri sedangkan blitz eksternal adalah blitz tambahan yang disambung menggunakan kabel atau hot shoe ke kamera. Selain itu, kita juga dapat membaginya berdasarkan tipe/merk kamera. Kita mengenal dedicated flash dan non-dedicated flash. Dedicated flash adalah flash yang dibuat khusus untuk menggunakan fitur-fitur tertentu dalam suatu kamera spesifik. Biasanya produsen kamera mengeluarkan blitz yang spesifik juga untuk jajaran kameranya dan dapat menggunakan fitur-fitur seperti TTL, slow sync atau rear sync, dll. Sedangkan blitz non-dedicated memiliki fungsi-fungsi umum saja dari kebanyakan kamera dan bisa digunakan terlepas dari tipe/merk kamera. Flash jenis inilah yang biasanya membutuhkan banyak perhitungan karena flash yang sudah dedicated sudah mendapat informasi pencahayaan dari kamera sehingga tidak membutuhkan setting tambahan lagi. Ada juga flash yang kekuatan outputnya (GN) bisa diatur dan ada juga yang tidak bisa (fixed GN). Kita akan cenderung lebih banyak membicarakan tentang flash yang non-dedicated, non-TTL, dan fixed GN.

Dalam fotografi menggunakan blitz, kita tidak akan lepas dari kalkulasi-kalkulasi yang berkaitan dengan intensitas cahaya yang terefleksi balik dari obyek yang kita cahayai. Karena itu, kita akan berjumpa dengan apa yang sering disebut GN (Guide Number) atau kekuatan flash. Secara singkat kita dapat katakan kalau flashnya berkekuatan besar, maka akan dapat mencahayai satu obyek dengan lebih terang dan bisa menjangkau obyek yang lebih jauh.

GN pada dasarnya merupakan perhitungan sederhana kekuatan flash. Kita mengenal 2 macam penulisan GN yaitu dengan menggunakan perhitungan satuan yang berbeda yaitu m (meter) dan feet (kaki). Lazimnya di Indonesia kita menggunakan hitungan dengan m. Ini merupakan salah satu pertimbangan juga karena untuk flash dengan kekuatan sama, angka GN m dan feet berbeda jauh. Selain itu, umumnya GN ditulis untuk pemakaian film dengan ISO/ASA 100 dan sudut lebar (35mm/24mm/20mm).

GN merupakan hasil kali antara jarak dengan bukaan (f/ stop atau aperture) pada kondisi tertentu (ISO/ASA 100/35mm/m atau ISO/ASA 100/35mm/feet). Sebagai contoh, jika kita ingin menggunakan flash untuk memotret seseorang yang berdiri pada jarak 5m dari kita menggunakan lensa 35mm dan kita ingin menggunakan f/2.8 maka kita memerlukan flash ber-GN 14. Penghitungan yang biasa digunakan biasanya justru mencari aperture tepat untuk blitz tertentu. Misalnya, dengan blitz GN 28 maka untuk memotret obyek berjarak 5m tersebut kita akan menggunakan f/5.6.

GN ini hanya merupakan suatu panduan bagi fotografer. Bukan harga mati. Yang mempengaruhinya ada beberapa. Salah satunya adalah ISO/ASA yang digunakan. Setiap peningkatan 1 stop pada ISO/ASA akan menyebabkan GN bertambah sebesar sqrt(2) atau sekitar 1,4 kali (atau jarak terjauh dikali 1.4) dan peningkatan 2 stop pada ISO/ASA akan menyebabkan GN bertambah 2 kali (atau jarak terjauh dikali 2).



Film SLRs vs. Prosumer Digital Camera vs. DSLRs

Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa kamera film dan kamera digital berbeda. Di dalam kamera digital sendiri, ada perbedaan antara kamera poket (dalam hal ini yang biasanya bisa menggunakan flash tambahan adalah PDC/Prosumer Digital Camera)) dan Digital SLR (DSLR). Perbedaan pertama tentu saja dalam hal perbandingan ukuran sensor/film dengan lensa. Karena sensor kamera digital lebih kecil daripada film 35mm, maka kita akan terjebak pada perbandingan panjang lensa yang berbeda. Untuk mendapatkan suatu sudut yang sama misalnya 35mm, maka pada kamera dengan sensor 1/1.8” akan menggunakan lensa sekitar 7.5mm, D100 akan menggunakan lensa 24mm dan 10D akan menggunakan lensa 20mm. Inilah panjang lensa efektif untuk mulai perhitungan menggunakan GN flash tersebut.

Kedua, zooming. Pada PDC, zooming akan menyebabkan perubahan f/stop menjadi lebih lambat (angka besar) dan demikian juga dengan pemakaian zoom konsumer pada SLR/DSLR. Sebagai contoh, kita mengenal lensa 35-70 f/3.3-f.5. Artinya, bukaan terbesar pada 35mm adalah f/3.3 dan bukaan terbesar pada 70mm adalah f/4.5. Ini tentunya akan berpengaruh pada obyek yang ingin difoto.

Penggunaan zoom pada kamera biasanya dibarengi dengan penggunaan zoom head pada flash. Lensa tele/zoom akan mempersempit sudut cakupan lensa dan zoom head pada flash akan mempersempit dispersi cahaya flash itu yang dengan kata lain menambah intensitasnya sehingga bisa menjangkau lebih jauh. Zoom head pada posisi tele dan lensa pada posisi wide akan menyebabkan ada bagian foto yang tidak mendapat cahaya atau kita kenal dengan istilah vignet. Zoom head pada posisi wide dan lensa pada posisi tele akan menyebabkan cahaya flash tidak bisa menjangkau obyek yang jauh (after all, ini gunanya lensa tele kan? Untuk memotret obyek yang jauh?). Selain itu ini juga yang akan terjadi jika lensa 35mm kita pasangkan pada DSLR kemudian kita melakukan penghitungan flash tetap dengan menggunakan perhitungan untuk SLR biasa karena sudutnya sebenarnya sudah setara 50mm atau lebih (tergantung faktor pengalinya). Sebenarnya tidak ada masalah berarti yang muncul, tetapi kita ‘menghamburkan’ cahaya tersebut secara sia-sia saja.

Belajar Dasar-Dasar Fotografi Dan Sudut Pengambilan Gambar

Dalam dunia fotografi tidak sedikit fotografer apalagi yang masih pemula, seolah terlena pada hal-hal yang bersifat teknis saja, seperti mengatur bukaan diafragma, pengaturan kecepatan, dan pengaturan jarak. Mungkin juga, selama ini tidak terpikirkan bahwa di dalam foto itu terkandung nilai-nilai tertentu yang dapat membuat foto itu bagus atau sebaliknya menjadi berantakan. Salah satunya adalah pengaturan komposisi. Mungkin belum pernah membayangkan, bahwa dengan pengaturan komposisi sesungguhnya dapat ditonjolkan subjek utama. Bahkan tidak jarang akan mendukung keberhasilan foto-foto yang kita buat.
Definisi Komposisi
Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, bentuk, warna, terang dan gelap. Yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact (sebuah kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang anda inginkan untuk berekspresi dalam foto). Dengan komposisi, foto akan tampak lebih menarik dan enak dipandang  dengan pengaturan letak dan perbandaingan objek-objek yang mendukung dalam suatu foto. Dengan demikian perlu menata sedemikian rupa agar tujuan dapat tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatu mengejutkan. Dalam komposisi selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik perhatian.
Tujuan Mengatur Komposisi Dalam Fotografi
1.    Dengan mengatur komposisi foto, kita juga dapat membangun “mood” suatu foto dan keseimbangan keseluruhan objek foto.
2.    Menyusun perwujudan ide menjadi sebuah penyusunan gambar yang baik sehingga terwujud sebuah kesatuan (unity) dalam karya.
3.    Melatih kepekaan mata untuk menangkap berbagai unsur dan mengasah rasa estetik dalam pribadi pemotret.
Jenis-Jenis Komposisi :
  1. Garis
Komposisi ini terbentuk dari pengemasan garis secara dinamis baik garis lurus, melingkar / melengkung. Biasanya komposisi ini bisa menimbulkan kesan kedalaman dan kesan gerak pada sebuah objek foto. Ketika garis-garis itu digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah foto menjadi menarik perhatian. Tidak penting apakah garis itu lurus, melingkar atau melengkung, membawa mata keluar dari gambar. Yang penting garis-garis itu menjadi dinamis.
  1. Bentuk
Komposisi ini biasanya dipakai fotografer untuk memberikan penekanan secara visual kualitas abstrak terhadap sebuah objek foto. Biasanya bentuk yang paling sering dijadikan sebagai komposisi adalah kotak dan lingkaran.
  1. Warna
Warna memberikan sebuah kesan yang elegan dan dinamis pada sebuah foto apabila dikomposisikan dengan baik. Kadang kala komposisi warna dapat pula memberikan kesan anggun serta mampu dengan sempurna memunculkan “mood color” (keserasian warna) sebuah foto terutama pada foto – foto “pictorial” (Foto yang menonjolkan unsur keindahan)
  1. Gelap dan Terang
Komposisi ini sebenarnya dipakai oleh fotografer pada era fotografi analog masih berkembang pesat terutama pada pemotretan hitam putih. Namun, sekarang ini, ditengah – tengah era digital komposisi ini mulai diterapkan kembali. Kini pengkomposisian gelap dan terang digunakan sebagai penekanan visualitas sebuah objek. Kita dapat menggunakan komposisi ini dengan baik apabila kita mampu memperhatikan kontras sebuah objek dan harus memperhatikan lingkungan sekitar objek yang dirasa mengganggu yang sekiranya menjadikan permainan gelap terang sebuah foto akan hilang.
  1. Tekstur
Yaitu tatanan yang memberikan ksan tentang keadaan prmukaan suatu benda (halus, kasar, beraturan, tidak beraturan, tajam, lembut,dsb). Tekstur akan tampak dari gelap terang atau bayangan dan kontras yang timbul dari pencahayaan pada saat pemotretan.

Penerapan Komposisi Dalam Pemotretan
Dalam pengemasan sebuah foto agar terkesan dinamis dan menimbulkan keserasian perlu sebuah pemahaman tentang kaidah – kaidah tentang komposisi. Yang antara lain:
Ø   Rule of Thirds  (Sepertiga Bagian / Rumus Pertigaan)
Pada aturan umum fotografi, bidang foto sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek pada sepertiga bagian bidang foto. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan dimana kita selalu menempatkan objek di tengah-tengah bidang foto

Ø   Sudut Pemotretan (Angle of View)
Salah satu unsur yang membangun sebuah komposisi foto adalah sudut pengambilan objek. Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan pemotretan. Maka dari itu jika kita mendapatkan satu moment dan ingin mendapatkan hasil yang terbaik,
jangan pernah takut untuk memotret dari berbagai sudut pandang. Mulailah dari yang standar (sejajar dengan objek), kemudian cobalah dengan berbagai sudut pandang dari atas, bawah, samping sampai kepada sudut yang ekstrim.

Ø   Format : Horizontal dan vertikal
Proposi pesrsegi panjang pada view vender pada kamera memungkinkan kita untuk memotret dengan menggunakan format landscape(horisontal) maupun portrait (vertikal). Format pengambilan gambar dapat menimbulkan efek berbeda pada komposisi akhir.

Ø   Dimensi
Meskipun foto bercerita dua dimensi, yang artinya semua terekam diatas satu bidang. Namun, sebenarnya foto dapat dibuat terkesan memiliki kedalaman, seolah-olah dimensi ketiga. Unsur utama membentuk dimensi adalah jarak, Dimensi dapat terbentuk apabila adanya jarak, jika kita menampilkan suatu obyek dalam suatu dimensi maka akan terbentuk jarak dalam setiap elemennya. Untuk membuat suatu dimensi diperlukan adanya permainan ruang tajam, permainan gelap terang dan garis.

Sudut Pengambilan Gambar ( Camera Angle )
Dalam fotografi agar foto yang kita hasilkan memiliki nilai dan terkesan indah harus diperhatikan mengenai masalah penggunaan sudut pengambilan gambar yang baik. Dalam fotografi dikenal 3 sudut pengambilan gambar yang mendasar, yaitu:
§   Bird Eye
Sudut pengambilan gambar ini, posisi objek dibawah / lebih rendah dari kita berdiri. Biasanya sudut pengmbilan gambar ini digunakan untuk menunjukkan apa yang sedang dilakukan objek (HI), elemen apa saja yang ada disekitar objek, dan pemberian kesan perbandingan antara overview (keseluruhan) lingkungan dengan POI (Point Of Interest).
§   High Angle
Pandangan tinggi. artinya, pemotret berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek foto.
§   Eye Level
Sudut pengembilan gambar yang dimana objek dan kamera sejajar /  sama seperti mata memandang. Biasanya digunakan untuk menghasilkan kesan menyeluruh dan merata terhadap background sebuah objek, menonjolkan sisi ekspresif dari sebuah objek (HI), dan biasanya sudut pemotretan ini juga dimaksudkan untuk memposisikan kamera sejajar dengan mata objek yang lebih rendah dari pada kita missal, anak – anak.
§   Low Angle
Pemotretan dilakukan dari bawah. Sudut pemotretan yang dimana objek lebih tinggi dari posisi kamera. Sudut pengembilan gambar ini digunakan untuk memotret arsitektur sebuah bagunan agar terkesan kokoh, megah dan menjulang. Namu, tidak menutup kemungkinan dapat pula digunakan untuk pemotretan model agar terkesan elegan dan anggun.
§   Frog Eye
Sudut penglihatan sebatas mata katak. Pada posisi ini kamera berada di dasar bawah, hampir sejajar dengan tanah dan tidak dihadapkan ke atas. Biasanya memotret seperti ini dilakukan dalam peperangan dan untuk memotret flora dan fauna.

Field Of View
Beberapa jenis komposisi yang umum digunakan dari segi ukuran (field of view) yang akan diambil adalah sebagai berikut :
a. Extreme Close Up
Pengambilan gambar yang sangat dekat sekali dengan objek, sehingga detil objek seperti pori-pori kulit akan jelas terlihat.
b. Head Shot
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga dagu.
c. Close Up
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga bahu.
d. Medium Close Up
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga dada.
e. Mid Shot (setengah badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga pinggang.
f. Medium Shot (Tiga perempat badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga lutut.

g. Full Shot (Seluruh Badan)
Pengambilan gambar dari atas kepala hingga kaki.

h. Long Shot
Pengambilan gambar dengan memberikan porsi background atau foreground lebih banyak sehinnga objek terlihat kecil atau jauh.


Beberapa jenis komposisi dari segi banyaknya manusia sebagai objek yang difoto adalah sebagai berikut :
a. One Shot
Pengambilan gambar untuk satu orang sebagai objek.
b. Two Shot
Pengambilan gambar untuk dua orang sebagai objek.
c. Three Shot
Pengambilan gambar untuk tiga orang sebagai objek.
d. Group Shot
Pengambilan gambar untuk sekelompok orang sebagai objek.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan gambar, diantaranya
Headroom, merupakan ruang diatas kepala yang berfungsi membatasi bingkai dan bagian atas kepala objek.
Noseroom, arah pandang atau ruang gerak objek dalam sebuah frame, bertujuan untuk memberikan ruang pandang sehingga terkesan bahwa objek memang sedang melihat sesuatu.
Foreground, segala sesuatu yang menjadi latar depan dari objek.
Background, segala sesuatu yang menjadi latar belakang objek.

TIPS HUNTING
  1. Persiapan Awal
1.    Siapkan kamera dan peralatan lain yang di butuhkan (seperti flash, tripot, filter, dll)
2.    Sebelum memulai hunting rencanankan konsep dan obyek apa yang akan diambil.

  1. Pada Saat Hunting
1.    Ambil semua obyek yang memang ada dilokasi dan pikirkan pula apa yang akan di ceritakan pada foto yang akan diambil.
2.    Untuk pemula, mulailah hunting dengan obyek yang beragam dan dasar, seperti landscape, human interest, portrait, arsitektur,dll. Kemudian menuju jenis-jenis foto yang lebih mengarah ke jurnalistik seperti features, spot, essay dan stories.
  1. Pasca Hunting
1.    Setelah hasil hunting jadi, lakukan evaluasi untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari hunting kita.
2.    Yang terpenting, lakukan presentasi foto dan pameran untuk menunjukkan hasilhunting kita ke banyak orang.

Alat-Alat Yang Di butuhkan Seorang Fotografer


Dalam pemotretan, selain menggunakan kamera dengan segala fasilitasnya, ada kalanya kita memerlukan alat pendukung untuk memaksimalkan hasil pemotretan kita. Alat pendukung ini sangat berguna untuk membantu kita dalam setiap pemotretan dan penggunaan alat bantu fotografi tergantung pada kebutuhan kita. Penggunaan alat bantu dapat mempengaruhi hasil pemotretan yang akan kita peroleh. Semuanya tergantung pada sejauh mana kreatifitas kita dalam menciptakan karya fotografi dan seperti apa foto yang kita inginkan. Ada 3 jenis alat bantu fotografi yang harus kita kenali, yaitu:
ALAT BANTU PEMOTRETAN
a. Filter
Sesuai dengan namanya alat ini cara kerjanya sama seperti filter pada umumnya yaitu sebagai penyaring, jika di dalam rokok berguna menyaring asap tapi disini filter berfungsi menyaring cahaya yang masuk sehingga menimbulkan efek-efek yang kita inginkan. Penggunaannya dengan cara dipasang  diujung  lensa. Bentuk filter ada  dua  yaitu square (kotak) dan circle (bulat). Jika menggunakan filter square, kita harus menambahkan ring khusus  di depan lensa. Untuk penggunaan filter yang bentuknya bulat, kita harus memperhatikan diameter dari lensa kamera yang kita gunakan.  Macam – macam filter dan kegunaannya antara lain :
a.       filter PL, memekatkan warna dan menghilangkan refleksi
b.      filter UV, mengurangi sinar ultra violet.
c.       filter ND (natural density), mengurangi contrast.
d.      filter warna, memberi efek warna.
e.       filter soft, melembutkan objek.
f.       filter diffuser, hampir sama dengan filter soft, tapi lebih halus.
g.      filter cross, memberi efek cross/silang pada sumber cahaya.
h.      filter multi image, memberi efek multi image.
i.        filter multi expose, digunakan dalam pemotretan multi expose.
j.        filter gradasi, memberi efek gradasi warna
b. Tudung Lensa
Alat yang dipasang pada lensa ini berfungsi menghilangkan cahaya/sinar yang tidak diinginkan masuk kedalam lensa karena cahaya tersebut biasanya dapat menyebabkan flare pada hasil pemotretan. Flare dapat merusak hasil foto karena menurunkan kontras dan mengurangi saturasi warna.  Alat ini sangat berguna terutama pada pemotretan yang berhadapan langsung dengan arah datangnya cahaya.
c. Tripod
Tripod atau biasa disebut kaki tiga berfungsi sebagai peyangga kamera saat pemotretan agar kamera tidak mengalami guncangan (shaking). Biasanya digunakan pada pemotretan yang menggunakan kecepatan (speed ) rendah/lambat dan untuk menopang lensa-lensa panjang.
d. Monopod
Mempunyai fungsi yang sama dengan tripod tetapi hanya bentuknya yang berbeda yaitu hanya satu kaki sehingga lebih praktis.
e. Kabel Release
Bentuknya hampir seperti injeksi yang lentur berfungsi untuk menghindari goncangan saat shutter ditekan karena saat memakai alat ini kita tidak perlu menekan shutter secara langsung. Penggunaannya dipasang pada soket kabel release yang biasanya terdapat pada tombol shutter. Biasanya ini soulmate-nya tripod dan biar penggunaan tripod lebih afdol.
f. Background
Kain atau latar belakang yang digunakan untuk pemotretan studio dengan berbagai macam gambar, pola dan warna.
g. Stand Background
Alat penyangga background, dan dalam penggunaannya paling tidak ada 2 stand. Alat ini bisa dinaik – turunkan sesuai kebutuhan.

ALAT BANTU PENCAHAYAAN
a.       Flash atau Blitz
Diperlukan dalam pemotretan apabila cahaya yang ada dirasa kurang/ minim, misalnya pemotretan pada malam hari. Meskipun demikian, tidak diharamkan bagi kita untuk menggunakan flash pada siang hari, saat cahaya yang ada sudah cukup banyak/terang. Penggunaan flash pada siang hari biasanya untuk fill in. Sumber tenaga flash berasal dari baterai. Flash dapat digunakan sesuai dengan kekuatannya, jaraknya, hingga fasilitas lebih yang dimilikinya.
b.      Slave Unit
Dapat disebut sebagai alat sensor. Cara kerja slave unit adalah menangkap cahaya dari main light (sumber cahaya utama) untuk kemudian menyalakan sumber cahaya lainnya yang terhubung dengan slave unit tersebut.
c.       Sincro Cable/Kabel Sinkro
Kabel yang digunakan untuk membantu menyalakan flash tambahan atau sumber cahaya pemotretan yang lain. Cara penggunaan kabel sinkro yaitu dengan cara menghubungkannya dari sumber cahaya tambahan ke body kamera.
d.      Holder atau Braket
Alat ini digunakan jika kita merasa perlu menggunakan flash tambahan. Holder berfungsi sebagai penyangga flash tambahan dan slave unit. Penggunaannya dengan cara dipasang pada body kamera.
e.       Strobo atau Strobe
Alat ini hampir mirip dengan flash, tapi bentuknya lebih besar dan cahaya yang dihasilkan juga lebih besar. Strobo dapat menyimpan cahaya dengan sumber tenaga yang berasal dari tenaga listrik AC atau baterai kering. Strobo memiliki sensor yang dapat menangkap main light sumber cahaya utama. Jadi strobo akan menyala secara otomatis ketika ada main light yang dinyalakan.  Jika tidak menggunakan main light, strobo dapat diaktifkan dengan cara menghubungkan kabel sinkro langsung dari strobo ke kamera. Ukuran kekuatan cahaya yang dihasilkan strobo dapat kita atur sesuai selera kita. Alat ini lebih banyak digunakan untuk pemotretan studio/indoor.
f.       AC Slave
Hampir mirip dengan strobo cara kerja dan penggunaannya. Tetapi sifat arah cahaya dari AC Slave lebih melebar atau menyebar ke segala arah.
g.      Snoot
Alat ini berfungsi mengarahkan cahaya pada satu titik agar tidak menyebar/terpusat. Bentuk snoot menyerupai corong dan juga lebih banyak digunakan untuk pemotretan studio/indoor. Biasanya juga digunakan untuk pemotretan double dan multi expose.
h.      Payung Reflektor
Sifat cahaya yang dihasilkan lebih luas sehingga bayangan dan cahaya keseluruhan menjadi lebih lembut. Payung reflektor memiliki bermacam-macam warna. Warna standardnya putih, tapi ada juga yang berwarna perak (menghasilkan cahaya yang lebih kuat) dan emas(menghasilkan cahaya yang hangat) . Sumber cahaya alat ini berasal dari strobo.
i.        Reflektor
Digunakan untuk memberi cahaya tambahan yang merupakan pantulan cahaya dari main light. Biasanya berbentuk bundar dan kotak. Pada umumnya memiliki 3 warna yaitu putih, perak dan emas. Kita juga dapat menggunakan sehelai  kain putih, styrofoam dan kertas mengkilap sebagai reflektor yang berguna pada saat pemotretan.
j.        Soft Box
Sebuah kotak yang terbuat dari kain dengan kedudukan atau rangka yang berbentuk seperti pyramid. Cahaya yang dihasilkan softbox lebih lembut daripada cahaya yang dihasilkan payung reflektor maupun reflektor. Softbox memiliki bermacam-macam ukuran(semakin besar ukurannya semakin lembut cahaya yang dihasilkan). Sumber cahaya Soft Box juga berasal dari strobo.
k.      Barndoors
Berbentuk segi empat dan bewarna gelap. Biasanya dipasang pada soft box. Kegunaan dari barndoors adalah untuk mengarahkan cahaya yang keluar dari sumber cahaya.
l.        Honeycomb/Sarang Tawon
Alat ini sejenis dengan filter dan bentuknya bundar seperti sarang tawon, tapi dipasang pada lampu/sumber cahaya. Berfungsi untuk menghaluskan cahaya yang jatuh ke arah obyek..
m.    Light Stand
Alat yang digunakan untuk menyangga lampu studio.
n.      Flash Meter
Berfungsi sebagai pengukur kekuatan sumber cahaya dalam pemotretan indoor atau outdoor. Alat ini lebih akurat daripada light meter yang ada pada kamera.
o.      Infrared Sender
Mengirimkan sinar infrared untuk memancing nyala flash atau lampu studio
p.      Trigger
Menyalakan flash/lampu studio dengan gelombang elektro

ALAT CUCI CETAK
  1. Cuci
§  Changing Bag
Kantong hitam kedap cahaya yang berguna untuk mengeluarkan film dari selongsongnya kemudian untuk kemudian digulung di roller dan dimasukkan ke dalam developer tank. Terdapat dua lubang untuk masuknya tangan dan satu lubang besar dengan dua resleting untuk masuknya peralatan cuci film.
§  Alat pemotong / gunting
Untuk memotong film setelah digulung ke roller.
§  Developer tank
Tabung berbentuk silinder yang kedap cahaya dan digunakan untuk mencuci film secara manual. Di dalam alat ini terdapat roller yang berfungsi menggulung film dari selongsong film.
§  Chemical
Cairan untuk memproses film (proses cuci), yaitu
–   Developer, mengembangkan emulsi.
–   Stopbath, menghentikan pengembangan.
–   Fixer, menetapkan gambar.
–   Air, membilas hasil cucian dan cetakan.
–   Wetting agent, menghilangkan bercak-bercak pada film dan menghindari goresan pada negatif
Chemical di atas, dalam penggunaannya harus berurutan.
§  Thermometer
Untuk mengukur suhu ruangan sebagai patokan waktu dalam mencuci film
§  Gelas Ukur
Untuk memudahkan dalam menakar banyaknya chemical yang akan digunakan dalam memproses film.
§  Penjepit film
Alat yang berguna untuk mengeringkan film yang sehabis dicuci dengan cara digantung untuk menghindari negatif terlipat-lipat dan menghindari baret.
  1. Cetak
§  Chemical
Chemical yang digunakan untuk proses cetak disini sama saja dengan yang digunakan dalam proses cuci tapi tidak memerlukan wetting agent.
§  Enlarger / vergroot apparaat.
Alat untuk mencetak foto. Dengan lampu yang mempunyai watt besar untuk menyinari negatif dan membakar kertas foto. Enlarger dihubungkan dengan timer yang berfungsi untuk mengatur waktu yang diperlukan untuk menyinari negatif foto. Perlengkapan enlarger hampir sama dengan kamera yaitu mempunyai pemfokusan dan diafragma.
§  Bak
Berbentuk segi empat untuk tempat chemical cetak yang ukurannya cukup untuk kertas foto yang akan kita cetak (biasanya 10 R sampai 12 R).
§  Penjepit kertas
Untuk menghindari kontak langsung dengan chemical dan meminimalisir baret pada hasil cetakan, maka diperlukan alat yang satu ini.
§  Dryer / pemanas
Mengeringkan kertas foto yang telah dicetak lebih merata agar foto tidak mengalami bercak-bercak.

ALAT PENYIMPANAN DAN PERAWATAN PERALATAN FOTOGRAFI
1.      Dry Box
Lemari anti lembab untuk menyimpan peralatan fotografi yang sangat rentan terhadap serangan jamur terutama pada lensa. Lemari ini dilengkapi dengan lampu yang mempunyai watt rendah (biasanya 2,5 watt) agar suhu lemari tetap terjaga dan mengantisipasi kelembaban. Suhu yang dianjurkan adalah 20°C.
2.      Waterproof Bag
Tas kedap air yang berfungsi sebagai tempat sementara peralatan fotografi pada saat hunting ketika musim hujan, agar peralatan fotografi kita tidak basah.
3.      Blower Brush
Alat yang dapat mengeluarkan semburan udara untuk membersihkan debu yang menempel pada kamera.
4.      Tisu Lensa
Tisu khusus untuk membersihkan lensa.
5.      Silica Gel
Zat pengering yang digunakan untuk menangkal kelembaban

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Template by:

tria33 Blog Templates